Jurusherbal.com,
Efek dari stres bukan saja membuat individu menyendiri, suntuk, atau marah-marah, melainkan menurunnya kinerja otak hingga memicu berbagai penyakit.
Dyah Novita, dokter umum di Klikdokter.com, menyampaikan, stres yang melanda seseorang bisa menurunkan imunitas dan otak. Sayangnya, tak banyak individu yang menyadari hal ini.
"Stres itu bisa menyerang fisik, perilaku, dan ketiga itu emosi. Tapi yang sering nggak disadari itu ya fisik, ke penyakit karena stres itu bisa bikin imunitas menurun dan dia jadi lebih gampang sakit," ujar Novita kepada Health, ditulis Jumat (26/5/2017).
Paling umum, stres bisa menyebabkan penyakit dan serangan jantung lantaran saat stres tekanan darah akan naik, jantung berdebar, dan serangan jantung lebih mudah terjadi.
Dia turut menerangkan, kala individu dilanda stres, kinerja otak akan lebih aktif sehingga otak tidak akan berhenti berpikir. Sekalipun dalam keadaan tidur.
"Saat stres otak itu akan hiperaktif karena dia akan selalu mencari jalan keluar, masih ada masalah yang belum terselesaikan jadi pasti bikin kinerjanya menurun," ujarnya.
Sumber: liputan 6
Jurusherbal.com,
Puasa Ramadan 2017 yang dinantikan umat Muslim di seluruh dunia telah tiba. Selama menjalani puasa, Anda harus menahan rasa lapar dan haus hingga matahari terbenam. Kondisi ini menjadi tantangan agar Anda tetap memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup.
Untuk itu, ada beberapa rencana memilih menu makanan yang sehat dari buka puasa sampai sahur, dikutip dari Health24, Jumat (26/5/2017).
Makanan bergizi dan seimbang
Untuk menjaga kecukupan makanan yang bergizi dan seimbang, selama puasa harus mengonsumsi makanan dari semua kelompok makanan utama berupa buah-buahan dan sayur-sayuran; roti, sereal, dan kentang; daging, ikan dan ayam; produk susu seperti susu dan keju; dan makanan mengandung lemak dan gula.
Ketika berbuka puasa, kurma dan air putih menjadi pilihan makanan pembuka yang sehat. Kedua makanan ini membantu memulihkan kadar gula dan garam dalam tubuh.
Saat sahur, Anda sebaiknya makanan banyak mengandung karbohidrat dan berserat tinggi, seperti gandum dan kacang-kacangan.
Makanan yang kaya akan serat berupa buah-buahan juga baik dimakan serta mudah dicerna. Kebutuhan konsumsi cairan dan vitamin dari jus buah segar dapat Anda peroleh.
Hindari kafein, minuman dingin, teh, dan kopi karena menyebabkan Anda akan lebih cepat kehilangan cairan melalui buang air kecil. Anda juga akan dehidrasi.
Makanan yang harus dihindari
Ada pula beberapa makanan yang harus dihindari saat puasa.
1. Makanan yang digoreng, misal ayam goreng, lumpia goreng, dan keripik kentang goreng.
2. Konsumsi gula yang tinggi dan makanan berlemak tinggi.
3. Makanan dengan kadar lemak tinggi, seperti masakan kari yang berminyak dan kue kering yang berminyak.
Sumber: liputan 6
Jurusherbal.com,
Berbuka dengan yang manis bukan berarti harus dengan makan takjil dan minum teh manis. Jajanan pasar yang selalu dicari selama bulan Ramadan, seperti cendol atau kolak, tidak bagus untuk perut yang kosong selama lebih dari 12 jam.
"Takjil itu murni tepung dan gula. Baik tepung maupun gula adalah karbohidrat. Kemudian, ditambah lemak yang kita dapat dari santan takjil itu," kata Dokter Spesialis Gizi Klinis dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro, Diana F Suganda M.Kes, kepada Health, Kamis, 25 Mei 2017.
Kalori yang terdapat di seporsi takjil juga lumayan tinggi. Jelas, ini tidak baik untuk perut yang sudah terlalu lama kosong. Dan, hal paling utama yang orang butuhkan saat berbuka adalah makanan maupun minuman untuk menaikkan kadar gula dalam darah.
"Takjil ini pun tinggi lemak jenuh, hati-hati," kata Diana menambahkan.
Meski demikian, bukan berarti tidak boleh makan takjil saat berbuka puasa. Orang-orang hanya perlu tahu, takjil sebenarnya tradisi yang punya efek kurang baik untuk tubuh kita.
"Boleh-boleh saja makan takjil, tapi jangan setiap hari. Seminggu tiga kali masih boleh," kata Diana menekankan.
Daripada makan takjil, Diana lebih menyarankan kita untuk minum jus buah atau makan kurma dua butir, kemudian segelas air hangat saat berbuka puasa Ramadan.
Sumber: liputan 6
Jurusherbal.com,
Dokter spesialis penyakit dalam Siloam Hospitals Kebon Jeruk, Sandra Utami Widiastuti, cukup sering menerima pasien yang datang dalam keadaan 'kumat' karena memaksakan diri untuk puasa Ramadan.
Padahal, pasien itu sedang menderita penyakit yang kalau tidak ikut berpuasa pun tidak apa-apa.
"Paling sering pasien sakit mag. Pasien terlalu maksain ikut puasa dengan kondisi lambungnya yang tidak siap. Karena kosong terlalu lama, pas buka dia kalap, langsung menyantap yang berat," kata Sandra.
Menurut Sandra, pasien mag yang tetap ingin berpuasa ada baiknya ke dokter terlebih dahulu supaya lebih tahu harus melakukan apa saja supaya kuat tidak makan selama lebih dari 12 jam. Kalau pun setelah dijalani ternyata tidak kuat, sebaiknya berbuka dan jangan dipaksakan sampai selesai.
Apabila setelah dicoba ternyata kuat sampai bedug Magrib, berbukalah dengan air putih dan makanan ringan terlebih dahulu. Jangan dihajar dengan makanan-makanan berat.
"Untuk pasien mag atau pasien yang ada gula, kolesterol, dan hipertensi, ada beberapa makanan yang sebaiknya dihindari saat buka puasa Ramadan. Bersantan atau terlalu manis hindari. Pilih makanan-makanan yang memang dibutuhkan," kata Sandra menambahkan.
Kemudian, makanan yang terlalu kecut, asam, dan minuman sebangsa kopi dan teh pun harus dihindari pasien mag jika ingin puasa Ramadan-nya berjalan lancar.
Sumber: liputan 6
Jurusherbal.com,
Kelebihan berat badan (obesitas) bisa menjadi pemicu risiko beberapa jenis kanker. Bahkan penelitian terbaru menunjukkan, kelebihan lemak perut dapat memprediksi risiko kanker. Penelitian yang dipublikasikan di British Journal of Cancer pada 25 April 2017 meneliti lebih dari 43 ribu orang dewasa selama kira-kira 12 tahun.
Ternyata lebih dari 1.600 orang dewasa didiagnosis menderita kanker yang berkaitan dengan obesitas.
Dilansir dari Health, Jumat (26/5/2017), ada 13 jenis kanker yang berkaitan dengan obesitas. Misal, kolorektal (kanker usus besar), kanker payudara, dan kanker pankreas.
Tiap pertambahan lingkar pinggang sekitar 10 cm, terjadi peningkatan risiko kanker sebesar 13 persen. Dalam penelitian lain, peningkatan indeks massa tubuh yang diukur dari lingkar pinggang dan lingkar pinggul bisa dikaitkan dengan risiko kanker kolorektal.
Para peneliti menemukan, ada beberapa faktor obesitas yang bisa memicu pertumbuhan kanker.
Obesitas memicu peradangan di seluruh tubuh, peningkatan hormon seks, dan hormon lain yang berkaitan dengan insulin (hormon mengatur kadar glukosa darah). Seluruh kondisi ini berkaitan dengan potensi timbulnya kanker.
Tak ayal, lemak yang tersimpan di sekitar perut tampak berbahaya dan berisiko menimbulkan penyakit jantung, diabetes, dan kematian dini.
Peneliti Heinz Freisling di International Agency for Research on Cancer mengatakan, seberapa banyak lemak perut yang Anda miliki dapat memunculkan kanker tertentu.
"Hasil penelitian kami menekankan betapa pentingnya menghindari kelebihan lemak tubuh, khususnya lemak perut. Hal ini dapat mencegah Anda dari risiko kanker," jelasnya.
Sumber: liputan 6
Jurusherbal.com,
Minum teh manis di saat berbuka adalah kebiasaan di Ramadan yang sudah lama ada. Orang-orang, mengaku, secangkir teh manis membuat mereka lebih bertenaga dan dahaga terasa segar kembali.
Namun, tahukah Anda bahwa minum teh manis merupakan kebiasaan yang ternyata buruk bagi kesehatan?
Menurut dokter spesialis gizi klinis dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro, Diana F Suganda, kandungan kafein di dalam teh dapat menaikkan asam lambung. Sedangkan tujuan orang yang berpuasa minum minum manis adalah untuk menaikkan kadar gula dalam darah.
"Mau cepat menaikkan gula darah cukup satu sendok teh dicampur dengan air panas. Jangan pakai tehnya," kata Diana saat dihubungi Health Liputan6.com, Kamis, 25 Mei 2017.
Lebih dari 12 jam perut orang yang berpuasa dalam keadaan kosong. Selama itu pula tidak ada satu makanan pun yang dicerna oleh tubuh. Pada saat berbuka minum teh manis, dapat mengakibatkan perut kembung dan terasa mual.
"Berbuka memang dianjurkan kalau bisa air dengan buah. Seharian itu gula darah pasti turun. Nah, yang dapat meningkatkan glukosa adalah gula dari buah-buahan. Kalau bisa kurma, cukup dua butir. Kemudian, segelas air hangat. Bukan teh manis hangat," kata Diana menambahkan.
Sumber: liputan 6
Jurusherbal.com, Jakarta Sejumlah herbal ternyata memiliki manfaat baik untuk kesehatan paru-paru. Sebut saja thyme dan licorice. Keduanya memiliki manfaat dalam memperkuat sistem kekebalan tubuh dan paru-paru.
Berikut ulasannya lebih lanjut, seperti dilansir Step to Health, Selasa (25/4/2017):
1. Thyme
Thyme adalah ramuan yang dianjurkan untuk mengurangi batuk atau sesak napas. Selain itu, minyak esensial thyme memiliki efek antibiotik, anti-jamur, dan anti-inflamasi yang tidak hanya memperkuat sistem kekebalan tubuh, tetapi juga membantu membersihkan paru-paru.
2. Akar Licorice
Akar licorice merupakan ramuan obat tradisional Tiongkok yang populer di seluruh dunia. Senyawa anti-inflamasi dan penghilang rasa sakitnya mengurangi peradangan di saluran napas dan tenggorokan.
Pada saat bersamaan, herbal ini juga membantu melembutkan selaput lendir tubuh Anda, termasuk lapisan paru-paru dan tenggorokan. Selain itu, licorice juga bertindak sebagai ekspektoran dan anti-bakteri yang membantu menyingkirkan dahak berlebih.
3. Oregano
Oregano memiliki kandungan asam rosmarini yang tinggi dan carvacrol. Ini adalah dua antioksidan yang membantu menghentikan produksi histamin dalam kasus alergi pernapasan.
Oregano memiliki kualitas anti-inflamasi dan ekspektoran dan membantu membersihkan saluran napas dan kerap digunakan untuk mengatasi flu atau pilek.
4. Daun sage
Senyawa antibakteri dan detoksifikasi daun sage membantu menyingkirkan racun yang tersimpan di jaringan paru-paru.
5. Eucalyptus
Aroma eucalyptus yang menyegarkan telah digunakan selama ratusan tahun sebagai obat batuk dan flu. Bahan aktif eucalyptus, cineol, memberikan efek ekspektoran dan anti-inflamasi, juga membantu mengobati bronkitis dan asma.
6. Daun mint
Mint mengandung mentol yang dapat melemaskan otot polos saluran pernapasan, sehingga mampu mengatasi gejala alergi dan baik untuk kesehatan paru-paru.
Sumber: Liputan 6
Selamat pagi sobat Jurusherbal, Jakarta Jika Anda seorang mualaf atau baru berpuasa pada Ramadan tahun ini, wajar bila Anda mungkin bertanya-tanya apakah kuat menjalani ibadah puasa atau tidak selama sebulan penuh.
Sejumlah pertanyaan umum juga biasanya cukup membuat penasaran, seperti apakah masih bisa berolahraga selama puasa, apa manfaat puasa dan sebagainya.
Yang jelas perlu Anda ketahui adalah jutaan orang berpuasa setiap tahun di seluruh dunia, termasuk anak kecil. Jadi, tidak ada salahnya mencoba.
Ahli gizi di Dubai, Chaitra Arya, mengatakan, hal pertama yang harus dilakukan seorang mualaf adalah menyingkirkan kebiasaan buruk.
"Jika Anda biasanya menghabiskan banyak waktu di depan televisi, mulailah dengan mengganti aktivitas seperti membaca Alquran atau sekadar berjalan ringan. Jika Anda biasa sarapan, ganti kebiasaan itu di saat sahur," kata Arya, seperti dilansir Khaleejtimes, Sabtu (27/5/2017).
Pakar gizi lain, Christopher Clark, mengatakan bahwa yang terbaik adalah mempersiapkan diri Anda, baik secara fisik maupun mental.
"Puasa dalam dua atau tiga hari pertama akan menjadi yang terberat. Tapi selanjutnya, Anda akan terbiasa dan semakin mudah menjalaninya," kata Clark.
Clark mengingatkan untuk berhati-hati dan tidak berlebihan saat berbuka puasa. Berikut poin yang harus diingat:
1. Anda mungkin merasa lapar di siang hari. Ini normal dan seiring waktu, tubuh Anda akan menyesuaikan diri.
2. Konsultasikan dengan dokter jika Anda menggunakan obat atau menderita masalah kesehatan.
3. Jangan makan berlebihan setelah berbuka puasa.
4. Cobalah berjalan setiap hari setidaknya satu jam sebelum berbuka agar tubuh tetap sehat selama puasa Ramadan.
Selamat menunaikan ibadah puasa ya.
Sumber: liputan 6